Kamu mungkin bertanya: “Zaman sekarang kan ada media sosial, marketplace, WhatsApp — masih perlu website?” Jawabannya: iya, sangat perlu — tergantung skala dan ambisi bisnismu.
Website untuk bisnis itu ibarat “toko tetap” di dunia maya. Media sosial atau marketplace seperti etalase, tapi toko tetap itu memberi keunggulan berikut:
-
Kepemilikan dan kendali penuh
Di media sosial, kamu tunduk pada kebijakan platform, algoritma, perubahan tampilan, dan pembatasan. Kalau platform tiba-tiba ganti aturan atau diblokir sebagian, kamu bisa rugi besar. Sedangkan website milikmu sendiri, kamu punya kontrol lebih besar atas tampilan, konten, struktur, hingga data. -
Meningkatkan kredibilitas
Pelanggan atau calon klien sering memeriksa website sebelum percaya membeli. Bila bisnismu punya website profesional, mereka lebih yakin bahwa kamu bukan “sekadar usaha iseng”. -
Ruang untuk optimasi dan pemasaran digital (SEO, iklan, konten, dsb.)
Di website kamu bisa menulis blog, mengatur SEO, menjalankan kampanye iklan (Google Ads, dsb.), memanfaatkan analytics, dan memanfaatkan berbagai tools digital. -
Fleksibilitas dalam fungsi
Website bisa diubah jadi toko online, blog, halaman edukasi, portal pelanggan, sistem pemesanan, sistem reservasi, portal internal, dan banyak lagi. -
Aset digital jangka panjang
Konten, reputasi, dan pengunjung website bisa tumbuh dari waktu ke waktu. Blog yang kamu tulis sekarang bisa mendatangkan pengunjung bertahun-tahun ke depan.
Jadi, kalau kamu serius menjalankan bisnis jangka panjang — apalagi ingin tumbuh online — website adalah bagian penting yang sebaiknya tidak diabaikan.
Mau tahu gimana Cara Mengoptimalkan TikTok untuk Bisnis Lokal agar Makin Ramai Pelanggan, Baca artikelnya di sini!

Jenis-Jenis Website Bisnis
Website bisnis tidak selalu sama — tergantung tujuan, model usahanya, dan target pasar. Berikut beberapa jenis website yang umum digunakan dalam konteks bisnis:
-
Website profil / corporate website
Cuma berisi halaman tentang, layanan/produk, kontak, testimoni, portofolio. Fungsinya memperkenalkan perusahaan, membangun citra kredibel, memberi info dasar kepada klien maupun calon partner. -
Toko online / e-commerce
Menjual produk secara langsung dari website — pengunjung bisa memilih produk, membayar, dan (idealnya) mengatur pengiriman. Toko online ini butuh sistem keranjang belanja, checkout, payment gateway, dan integrasi dengan logistik. -
Landing page / halaman kampanye
Halaman tunggal atau minimalis yang dibuat untuk kampanye pemasaran tertentu — seperti promo produk, kursus, pengumpulan leads (calon pelanggan). Biasanya sangat fokus dan tanpa gangguan navigasi banyak. -
Portal / komunitas / membership site
Website dengan area anggota (member), konten khusus, forum, akses premium, kursus digital, dsb. Cocok kalau bisnismu ingin membangun komunitas, menyediakan konten eksklusif, atau menjual membership. -
Blog / media konten
Fokus utama pada konten (artikel, video, podcast) yang bisa mendatangkan trafik organik dari mesin pencari. Bisnis bisa memonetisasi lewat iklan, afiliasi, produk digital, atau menawarkan layanan berdasarkan reputasi konten. -
Situs web aplikasi / SaaS
Di belakang tampilan webnya ada aplikasi (software as a service). Misalnya sistem manajemen pelanggan, sistem booking, sistem keuangan, platform edukasi online, dan lainnya. Website menjadi frontend dari aplikasi yang melakukan fungsi bisnis nyata. -
Microsite
Sub-website kecil atau “mini situs” yang berdiri sendiri (di domain atau subdomain terpisah) untuk kampanye atau produk tertentu. Misalnya kampanye iklan khusus, peluncuran produk baru, event khusus.
Dalam banyak kasus, situs bisnis menggabungkan dua atau lebih fungsi di atas: misalnya profil + blog + e-commerce; atau profil + area member + content hub.
Tahapan Membangun Website Bisnis
Membangun website bisnis secara efektif bukan sekadar “pasang template, upload konten, jalan”. Ada tahap-tahap penting agar hasilnya efektif dan tidak jadi beban. Berikut panduan umum:
1. Riset dan perencanaan
Sebelum membuat apa pun, kamu harus tahu:
-
Tujuan website: apakah untuk menjual (e-commerce), lead generation, branding, edukasi, atau kombinasi.
-
Target audiens: siapa yang akan mengakses website — demografi, kebutuhan, gaya bahasa, perangkat yang digunakan (mobile/desktop).
-
Fitur inti: apa fitur paling penting yang harus ada di versi awal (MVP — Minimum Viable Product). Jangan langsung maksimalkan semua fitur; mulailah dari yang paling penting dulu.
-
Struktur dan sitemap: rancang navigasi utama, halaman penting (Home, Tentang, Layanan/Produk, Blog, Kontak, FAQ, dsb.).
-
Konten penting: siapkan konten dasar (profil, layanan, gambar, testimoni) yang harus ada sejak awal.
-
Platform / teknologi: pilih apakah akan pakai CMS (WordPress, Joomla, Drupal), website builder (Wix, Squarespace, Webflow), custom development, atau integrasi aplikasi SaaS.
-
Anggaran & skema biaya: biaya domain, hosting, desain, pengembangan, pemeliharaan, konten, plugin/fitur tambahan, pemasaran.
2. Pemilihan domain & hosting
-
Domain: nama alamat website (misalnya namabisnis.com). Usahakan mudah diingat, relevan, tidak terlalu panjang, dan ekstensi yang sesuai (.com, .id, .co, .net).
-
Hosting / server: tempat menyimpan file website agar bisa diakses lewat internet. Pilih hosting yang cepat, stabil, aman, dan memiliki dukungan teknis. Untuk e-commerce atau trafik tinggi, mungkin butuh hosting VPS atau dedicated, bukan hosting bersama (shared).
3. Desain & pengembangan
-
Template vs custom: kamu bisa memakai template tema (theme) yang sudah jadi dan tinggal modifikasi, atau membuat desain custom agar tampilan unik. Template cepat, murah, tapi kadang terbatas fleksibilitas; custom lebih fleksibel tapi butuh biaya lebih tinggi dan waktu lebih lama.
-
Responsif / mobile friendly: desain harus tampil baik di ponsel, tablet, dan layar komputer. Karena trafik mobile sekarang besar.
-
Kecepatan & performa: optimalkan gambar, gunakan caching, minifikasi CSS/JS, lazy loading, dan server yang cepat agar waktu muat halaman tidak lama.
-
UI / UX yang mudah: navigasi jelas, tombol aksi (call-to-action) terlihat, tidak banyak gangguan pop-up atau elemen yang membingungkan.
-
Keamanan: sertakan SSL (https), proteksi dari serangan (misalnya brute force, injeksi SQL), backup rutin, update plugin/komponen secara berkala.
-
Integrasi fitur: kontak formulir, chat / live chat, sistem pembayaran, integrasi media sosial, newsletter, analitik (Google Analytics), SEO plugin, sistem backend bila ada.
4. Pengisian konten awal
Website perlu konten supaya tidak tampak kosong. Isi setidaknya:
-
Halaman Home / Beranda: gambaran bisnis, nilai, fitur unggulan, ajakan tindakan (call to action).
-
Tentang kami: cerita, visi / misi, tim atau latar belakang (supaya pengunjung tahu siapa kamu).
-
Layanan / Produk: deskripsi, harga (jika memungkinkan), gambar, spesifikasi.
-
Kontak: alamat, telepon, email, peta (jika ada lokasi fisik).
-
Testimoni / portofolio: bukti sosial bahwa bisnismu telah dipercaya.
-
Blog / artikel (opsional tapi sangat disarankan): konten awal minimal beberapa artikel agar pengunjung dan mesin pencari punya bahan.
5. Uji coba & peluncuran
Sebelum go-live, lakukan uji coba menyeluruh:
-
Cek tampilan di berbagai perangkat (ponsel, tablet, desktop).
-
Uji kecepatan (PageSpeed Insights, GTmetrix).
-
Uji formulir, checkout, sistem pembayaran.
-
Uji tautan internal (link) agar tidak ada 404.
-
Uji keamanan (cek apakah ada celah, apakah SSL bekerja).
-
Pastikan backup sudah siap.
Setelah yakin, publish dan promosikan.
6. Pemeliharaan dan pengembangan berkelanjutan
Website itu bukan “buat sekali selesai” — kamu harus merawatnya:
-
Update konten secara rutin — blog, berita, produk baru.
-
Update sistem, plugin, tema untuk menjaga keamanan.
-
Monitor performa, analytics; cari bagian mana yang harus diperbaiki.
-
Tambahkan fitur baru kalau diperlukan (misalnya sistem pembayaran baru, integrasi chat, membership, dll.).
-
Backup rutin dan pemantauan keamanan.
-
Optimasi SEO, pengujian A/B, strategi peningkatan UX.
Elemen Kunci Website yang Efektif untuk Bisnis
Agar website bisnismu tidak sekadar ada secara “formalitas”, tapi benar-benar bekerja untuk mendukung pemasaran, penjualan, dan branding, berikut elemen-elemen yang sebaiknya diperhatikan:
1. Judul & headline yang menarik
Kalimat pembuka / headline di beranda harus bisa menarik perhatian pengunjung dalam hitungan detik. Jelaskan manfaat utama atau keunggulanmu secara langsung. Hindari kalimat abstrak; lebih baik langsung ke inti: apa yang kamu tawarkan dan kenapa itu penting bagi pengunjung.
2. Value proposition yang jelas
Apa nilai unik yang kamu tawarkan? Kenapa pelanggan harus memilihmu dibanding kompetitor? Nilai inilah yang harus muncul jelas dalam beranda/landing page.
3. Call to Action (CTA) yang tegas
Setiap halaman penting harus punya ajakan tindakan (misalnya “Hubungi kami”, “Pesan sekarang”, “Daftar gratis”, “Pelajari lebih lanjut”). CTA harus mencolok, mudah ditemukan, dan tidak ambigu.
4. Navigasi sederhana
Pengunjung harus mudah menjelajahi situsmu. Menu utama harus tidak terlalu banyak pilihan (5–7 menu dasar). Link ke halaman penting harus mudah ditemukan. Hindari dropdown bertingkat dalam jumlah besar.
5. Struktur konten dan pembagian visual
Gunakan heading (H1, H2, H3), paragraf pendek, gambar/ilustrasi, bullet/daftar, ruang kosong (white space). Semua ini memperbaiki keterbacaan.
6. Gambar & multimedia berkualitas
Gambar produk, ilustrasi, video, infografis — harus berkualitas baik, relevan, dan dioptimalkan agar tidak memperlambat loading. Jangan gunakan gambar besar tanpa kompresi.
7. Kecepatan akses
Jika pengunjung harus menunggu lama, banyak yang akan kabur. Kecepatan adalah faktor penting, bahkan untuk peringkat mesin pencari. Optimasi server, caching, kompresi data, dan pengaturan teknis lainnya harus diperhatikan.
8. Responsif & mobile friendly
Sebagian besar pengguna internet menggunakan ponsel. Jadi tampilan harus tetap bagus dan fungsional di layar kecil.
9. Keamanan & kepercayaan
SSL (https) adalah hal wajib. Tampilkan badge keamanan, testimoni pelanggan, review, sertifikasi jika ada, garansi. Juga, integrasi kebijakan privasi, syarat & ketentuan, dan kebijakan pengembalian (jika jual barang).
10. SEO dasar & metadata
Pastikan setiap halaman punya title tag unik, meta description, URL yang bersih, alt text untuk gambar. Struktur heading harus logis. Selain itu, konten harus relevan dan memuat kata kunci (tanpa spamming). Linking internal antar halaman juga membantu.
11. Fitur interaksi & konversi
Formulir kontak, live chat / chat bot, sistem pelanggan (akun), integrasi email marketing, popup penawaran khusus — semua membantu mengkonversi pengunjung menjadi prospek atau pelanggan.
12. Analitik & pelacakan
Pasang alat seperti Google Analytics, Google Search Console, tag pelacakan (jika memakai iklan), heatmap (misalnya Hotjar) untuk memahami perilaku pengunjung (halaman mana yang dikunjungi, di mana mereka berhenti, tombol mana yang sering diklik).
13. Proses checkout & payment yang mudah (untuk e-commerce)
Checkout tanpa hambatan: jangan pakai form panjang, jangan minta info yang tidak perlu. Sediakan metode pembayaran lokal populer (transfer bank, e-wallet) dan internasional (kartu kredit / PayPal jika diperlukan). Pastikan keamanan transaksi.
14. Backup & pemulihan
Setiap website harus memiliki mekanisme backup harian/mingguan, serta prosedur pemulihan cepat jika terjadi gangguan atau kerusakan.
Strategi Pemanfaatan Website untuk Bisnis
Membuat website saja belum cukup — agar website benar-benar menghasilkan manfaat (trafik, leads, penjualan), kamu perlu strategi. Berikut beberapa strategi umum:
1. SEO (Search Engine Optimization)
Optimasi agar website muncul di hasil mesin pencari seperti Google. Ini mencakup:
-
Riset kata kunci (keyword) yang relevan untuk bisnismu.
-
Optimasi konten dengan kata kunci (natural, tidak dipaksakan).
-
Optimasi aspek teknis (kecepatan, mobile friendly, struktur URL, schema markup).
-
Link building (membangun backlink berkualitas).
-
Konten berkualitas & konten baru secara rutin.
-
Internal linking antar halaman dalam situsmu.
Kalau SEO berjalan baik, trafik organik akan meningkat dan mendatangkan prospek tanpa biaya iklan tiap-kali.
2. Konten / Blog Marketing
Menulis artikel, panduan, studi kasus, video, infografis, dsb. yang relevan dengan audiens. Manfaatnya:
-
Meningkatkan reputasi dan otoritas di bidangmu
-
Membantu SEO
-
Menarik pengunjung melalui topik permasalahan yang mereka cari
-
Bisa diubah menjadi konten promosi (newsletter, cuplikan media sosial)
3. Pemasaran lewat Iklan Digital (PPC, Display, Social Ads)
Gunakan Google Ads, Facebook/Instagram Ads, LinkedIn Ads, dsb. untuk mengarahkan traffic ke landing page atau halaman produk:
-
Pastikan halaman landing mendukung konversi (sesuai elemen kunci di atas)
-
Gunakan penargetan yang tepat agar tidak mubazir biaya
-
Uji A/B (coba versi berbeda) untuk headline, gambar, ajakan tindakan
4. Konversi & optimasi funnel
Website sebaiknya dirancang bukan hanya untuk menarik pengunjung, tapi supaya sebagian dari mereka berubah menjadi leads atau pelanggan. Beberapa langkah:
-
Buat funnel: awareness → pertimbangan → keputusan
-
Gunakan lead magnet (misalnya e-book gratis, diskon, panduan) untuk menarik pengunjung menyerahkan kontak email
-
Email marketing (follow-up, nurturing)
-
Retargeting: pengunjung yang belum membeli bisa ditarget ulang dengan iklan
-
Uji A/B terhadap elemen-elemen kunci (CTA, warna, teks, layout)
5. Integrasi dengan media sosial dan kanal lain
-
Bagikan konten website ke media sosial
-
Link ke website dari profil media sosial
-
Gunakan fitur share di website agar pengunjung mudah membagikan
-
Integrasi sistem chat / messenger agar pengunjung bisa bertanya langsung dari media sosial atau WhatsApp
6. Penggunaan data & analisis
Pantau metrik-metrik penting seperti:
-
Jumlah pengunjung, lama kunjungan, rasio pentalan (bounce rate)
-
Halaman paling populer
-
Jalur (path) yang dilalui pengunjung
-
Sumber trafik (organik, iklan, rujukan, media sosial)
-
Laju konversi (berapa banyak pengunjung menjadi lead atau pembeli)
-
Halaman yang gagal (error, loading lambat)
Berdasarkan data ini, kamu bisa memperbaiki bagian yang lemah, menambah konten yang efektif, dan mengoptimasi secara bertahap.
7. Pengembangan dan penambahan fitur
Seiring waktu, kamu bisa menambahkan fitur baru sesuai kebutuhan:
-
Area anggota / membership
-
Sistem ulasan / rating
-
Forum komunitas / diskusi
-
Sistem voucher / diskon / promo
-
Sistem pemesanan / booking (jika bisnis berbasis jasa)
-
Sistem dashboard pelanggan
-
Integrasi dengan sistem ERP, CRM, akuntansi, inventori
Tantangan dan Kesalahan Umum dalam Website Bisnis
Dalam perjalanan membuat dan menggunakan website bisnis, banyak orang mengalami kendala atau membuat kesalahan yang sebetulnya bisa dihindari. Berikut beberapa tantangan & tip agar kamu tidak jatuh ke lubang yang sama:
-
Ingin semua fitur sekaligus
Banyak yang ingin semuanya sekaligus: blog, toko online, sistem member, aplikasi, chat, dsb. Akhirnya proyek molor, biaya membengkak, dan performa buruk. Solusinya: fokus pada fitur inti terlebih dahulu, lalu kembangkan bertahap. -
Konten kosong atau sangat sedikit
Website yang baru selesai tapi isinya sedikit atau kosong terasa seperti situs “kosong”. Pengunjung pergi begitu saja. Mulai dengan konten dasar yang cukup, meskipun sederhana. -
Terlalu lambat (loading lambat)
Kurangi ukuran gambar, gunakan caching, optimasi aspek teknis agar kecepatan halaman baik. -
Desain berlebihan tapi tidak fungsional
Kadang tampilan sangat bagus, tetapi pengunjung bingung arahannya. Fungsi harus lebih utama daripada tampilan hipster. -
Tidak responsif (kurang mobile-friendly)
Kalau tampilan di ponsel acak-acakan, pengunjung banyak yang pergi. -
Tidak menjaga keamanan / update
Plugin lama, tema usang, sistem tidak di-update → rentan kena malware, hacking — bisa fatal. -
Tidak menganalisis data / tidak mengoptimasi
Banyak yang pasang website, lalu diam begitu saja. Tanpa evaluasi dan perbaikan, potensi yang bisa digali akan sia-sia. -
Tidak punya strategi pemasaran & visibilitas
Website harus aktif dipromosikan, bukan hanya dibiarkan menunggu pengunjung datang. -
Tidak memikirkan SEO sejak awal
Jika struktur URL, heading, metadata, internal linking tidak dipikirkan, kamu akan kesulitan bersaing di mesin pencari. -
User experience buruk
Navigasi rumit, tombol sulit ditemukan, formulir panjang, popup agresif — semua mengganggu kenyamanan pengunjung.
Studi Kasus / Contoh Implementasi
Untuk memberi gambaran lebih konkret, berikut contoh skenario bagaimana sebuah bisnis bisa menggunakan website secara efektif.
Contoh 1: Bisnis pakaian lokal
Konteks: Butik kecil di kota, menjual pakaian lokal dengan desain khas.
Strategi website:
-
Buat website toko online yang menampilkan katalog produk dengan foto bagus.
-
Sertakan ukuran, pilihan warna, stock tersedia.
-
Tawarkan pengiriman lokal + pembayaran lewat transfer bank / e-wallet / COD.
-
Tambahkan blog fashion: tips mix & match, trend lokal, cerita tentang material & proses produksi.
-
Gunakan SEO agar orang yang mencari “pakaian lokal [namakota]” bisa menemukan website.
-
Promosikan lewat media sosial, tautkan ke website.
-
Gunakan retargeting: orang yang melihat produk tapi belum membeli akan ditarget lagi dengan iklan khusus.
-
Analisis produk mana yang paling sering ditinggalkan di keranjang, kemudian evaluasi harga atau foto.
-
Tambah testimoni foto dari pelanggan yang memakai produk agar lebih meyakinkan.
Contoh 2: Jasa desain interior kecil
Konteks: Dua orang desainer interior yang melayani kota mereka dan sekitarnya.
Strategi website:
-
Website profil + portofolio: foto-foto proyek desain, sketsa, testimoni klien.
-
Halaman layanan (reno rumah, desain kantor, konsultasi online).
-
Blog konten: tips dekorasi ruangan, ide desain kecil dengan budget terbatas.
-
Formulir konsultasi gratis (lead magnet) untuk mendapatkan data prospek.
-
Loading cepat & ponsel optimal karena calon klien kemungkinan searching via HP.
-
Integrasi WhatsApp chat agar pengunjung bisa menghubungi langsung.
-
SEO lokal: optimasi kata kunci “desain interior [namakota]”, dengan Google My Business terhubung.
-
Update portofolio secara rutin agar klien melihat proyek terbaru.
Tips dan Trik Tambahan agar Website Bisnismu Menonjol
Berikut beberapa tips “rahasia” dan hal-hal kecil yang sering dilupakan, tapi bisa membuat perbedaan:
-
Gunakan foto & video asli (jangan stock generic) agar terlihat autentik.
-
Tampilkan “tim” / “cerita dibalik bisnis” agar pengunjung merasa koneksi personal.
-
Gunakan testimoni dengan nama & foto supaya lebih meyakinkan.
-
Tawarkan freebie (contoh, panduan, template, ebook) sebagai insentif agar orang meninggalkan email.
-
Buat sistem popup dengan hati-hati: jangan agresif, muncul setelah pengunjung melihat isi halaman.
-
Tampilkan countdown atau stok terbatas kalau kamu ada promosi — menciptakan urgensi.
-
Sediakan live chat / chatbot agar pengunjung bisa bertanya cepat.
-
Gunakan microsite / landing page untuk kampanye khusus agar lebih fokus.
-
Lakukan audit SEO periodik (cek halaman mana yang performa buruk).
-
Ikuti tren desain, tapi jangan ganti tampilan sering-sering. Konsistensi itu penting.
-
Optimasi gambar: ukuran file besar → lambat; gunakan format modern (WebP), dan lazy loading.
-
Pastikan website bisa dibuka bebas hambatan (tidak diblokir oleh ISP, tidak ada error).
-
Perhatikan aksesibilitas: kontras warna, teks dapat dibaca, navigasi keyboard, alt text gambar.
-
Gunakan schema markup (misalnya ulasan, harga) agar mesin pencari bisa menampilkan rich snippet.
-
Tautkan ke social proof eksternal: artikel berita tentang bisnismu, wawancara, publikasi.
-
Integrasi sistem ulasan (Review) dari pihak ketiga agar tidak dianggap review subjektif.
Masa Depan Website Bisnis & Tren yang Harus Diperhatikan
Website bisnis akan terus berevolusi. Berikut beberapa tren yang patut kamu perhatikan agar website-mu tetap relevan:
-
Headless CMS dan decoupled architecture
Memisahkan frontend dan backend sehingga tampilan lebih fleksibel dan responsif di berbagai perangkat, termasuk aplikasi mobile. -
Progressive Web App (PWA)
Website yang berperilaku seperti aplikasi: bisa diinstall di ponsel, berjalan offline, cepat. Banyak bisnis mengadopsi PWA untuk pengalaman pengguna yang lebih baik. -
AI & personalisasi
Penggunaan AI untuk rekomendasi produk, chat bot cerdas, personalisasi konten berdasarkan perilaku pengguna. -
Voice search & visual search
Pencarian lewat suara (“Hey Google, cari produk X”) atau lewat foto (mencari produk serupa dari foto). Website harus optimasi metadata dan konten agar bisa dikenali dengan baik. -
Augmented Reality (AR) / Virtual Reality (VR)
Dalam e-commerce atau produk fisik, pelanggan bisa “mencoba” produk dalam ruangan mereka melalui AR, misalnya melihat bagaimana furnitur terlihat di kamar mereka lewat kamera ponsel. -
Keamanan & privasi yang semakin ketat
Regulasi data (GDPR, aturan lokal), keamanan lebih dituntut. SSL, enkripsi, perlindungan data pengguna menjadi keharusan. -
Interaktivitas & micro animations
Elemen interaktif halus (scroll effects, animasi ringan) agar tampilan lebih menarik tanpa membebani performa. -
Konten berbasis multimedia & video
Video pendek, konten audio / podcast, konten interaktif — menjadi bagian utama selain teks dan gambar. -
Decentralized web / Web3 aspects
Integrasi blockchain, token, NFT untuk model bisnis tertentu (meskipun belum umum untuk sebagian besar usaha). -
Fokus pada user experience (UX)
Desain yang intuitif, minim gangguan, cepat, nyaman — menjadi pembeda utama.
Penutup & Kesimpulan
Website untuk bisnis bukan sekadar formalitas “biar ada saja”. Bila dibuat dan dikelola dengan baik, ia bisa menjadi alat pemasaran, penjualan, dan branding yang sangat efektif — yang bekerja 24/7 untukmu.
Kunci agar website bisnismu tidak sekadar “ada”, tapi berguna, adalah:
-
Memulai dengan tujuan dan perencanaan yang jelas
-
Fokus dulu pada fitur inti (MVP), lalu kembangkan
-
Perhatikan elemen kunci (headline, CTA, tampilan, kecepatan, keamanan)
-
Selalu update, evaluasi, dan optimasi berdasarkan data
-
Gunakan strategi pemasaran (SEO, konten, iklan, social media) agar traffic datang
-
Jangan lupa aspek teknis: hosting, backup, keamanan
-
Ikuti tren teknologi agar tetap relevan
Jangan lupa juga buat follow akun Instagram dan TikTok Laris Digi, karena di sana kami sering bagikan insight singkat seputar iklan dan marketing. Kalau kamu masih bingung atau mau konsultasi mengenai website lebih personal, bisa banget chat langsung via WhatsApp. Tim kami siap bantu jawab pertanyaan dan kasih arahan supaya iklanmu makin efektif.











Leave a Comment