Jam Kerja 0.9.00 - 17.00 WIB, Senen - Sabtu

20 Kesalahan Umum dalam SEO yang Bikin Website Gagal Ranking

admin

20 Kesalahan Umum dalam SEO yang Bikin Website Gagal Ranking

Kamu mungkin udah capek bikin artikel, optimasi kata kunci, dan pasang plugin SEO, tapi hasilnya tetap aja nihil—website gak naik-naik di Google. Padahal kamu udah ngikutin “tutorial SEO terbaik” di YouTube atau baca artikel dari berbagai blog marketing.

Masalahnya, banyak orang fokus ke trik, tapi lupa sama fondasi SEO yang benar.
SEO itu bukan cuma soal nambah keyword dan pasang meta tag, tapi juga soal memahami cara kerja mesin pencari dan perilaku manusia.

Dan yang lebih penting: menghindari kesalahan fatal yang sering banget dilakukan bahkan oleh marketer berpengalaman.

Artikel ini bakal bahas tuntas kesalahan-kesalahan umum dalam SEO yang diam-diam bikin website kamu gagal ranking.
Kita bakal kupas satu-satu, dari yang paling dasar sampai teknis, lengkap dengan cara memperbaikinya.

Kalau kamu punya usaha lokal dan ingin lebih mudah ditemukan online, coba baca dulu 9 Rahasia Google Bisnisku untuk Usaha Lokal, Baca Juga Disini

20 Kesalahan Umum dalam SEO yang Bikin Website Gagal Ranking


1. Gak Punya Strategi SEO yang Jelas

Kesalahan paling besar dan paling sering: main SEO tanpa arah.

Banyak orang langsung bikin artikel, isi keyword, lalu berharap masuk page one.
Padahal SEO itu kayak maraton, bukan sprint. Kalau gak punya strategi, kamu bakal nyasar di tengah jalan.

Tanda-tanda Kamu Gak Punya Strategi SEO

  • Nulis artikel tanpa riset keyword dulu.

  • Narget semua topik tanpa fokus niche.

  • Gak tahu siapa target audiensmu.

  • Gak tahu mau ngedongkrak halaman mana.

  • Gak punya rencana internal link antar artikel.

Solusinya:

  • Tentukan tujuan SEO-mu: mau ningkatin trafik? leads? atau penjualan?

  • Lakukan riset keyword terstruktur. Kelompokkan kata kunci berdasarkan topik dan niat pencarian.

  • Susun konten pilar (pillar content) dan konten pendukung (cluster) biar situsmu terstruktur rapi.

  • Gunakan tools kayak Google Search Console, Ahrefs, atau Ubersuggest buat analisis data nyata.

Tanpa rencana SEO, kamu kayak jalan tanpa peta — dan Google gak bakal ngerti kamu mau ke mana.


2. Keyword Stuffing (Terlalu Banyak Numpuk Keyword)

Banyak yang mikir makin sering nulis keyword utama = makin gampang naik ranking.
Padahal itu justru bikin Google ilfeel.

Contoh Buruk:

“Kalau kamu ingin meningkatkan trafik website, kamu harus tahu cara meningkatkan trafik website agar trafik website kamu meningkat.”

Alih-alih membantu, kalimat kayak gini bikin pembaca kabur dan Google mikir artikelnya spam.

Solusinya:

Gunakan keyword secara natural. Masukkan keyword utama di:

  • Judul

  • Meta description

  • Paragraf pertama

  • Beberapa heading (H2 atau H3)

  • 2–3 kali di isi artikel (tergantung panjangnya)

Gunakan juga LSI keyword (variasi alami) supaya bahasanya tetap enak dibaca.
Misalnya kalau keyword utamamu “cara meningkatkan trafik website”, variasinya bisa:

  • cara menambah pengunjung website

  • cara dapat trafik organik

  • strategi SEO biar website rame

Intinya, tulis untuk manusia dulu, baru untuk mesin pencari.


3. Fokus ke Jumlah Kata, Bukan Kualitas Konten

Banyak yang terjebak dengan “artikel minimal 2000 kata biar SEO.”
Padahal, Google gak peduli jumlah kata. Yang dia nilai adalah kedalaman dan relevansi informasi.

Kesalahan yang Sering Terjadi:

  • Artikel panjang tapi muter-muter gak jelas.

  • Banyak filler words (“seperti yang kita tahu”, “oleh karena itu”, “tidak dapat dipungkiri”) tanpa nilai nyata.

  • Copy-paste dari sumber lain tanpa menambah perspektif baru.

Solusinya:

  1. Tulis untuk menjawab niat pencarian (search intent) pengguna.
    Misal orang cari “cara membuat blog”, berarti mereka butuh langkah-langkah, bukan teori SEO panjang.

  2. Gunakan data, contoh, atau studi kasus.

  3. Pecah artikel panjang jadi bagian-bagian terstruktur (pakai heading, list, dan tabel).

  4. Tambahkan gambar, ilustrasi, atau infografis biar gak monoton.

Kualitas konten yang bagus bisa menang lawan artikel panjang yang asal-asalan.


4. Gak Optimasi Judul dan Meta Description

Judul dan meta description adalah dua hal pertama yang dilihat calon pengunjung di Google.
Kalau dua-duanya lemah, CTR (click-through rate) kamu bakal jeblok.

Kesalahan Umum:

  • Judul kaku dan terlalu panjang.

  • Gak mengandung kata kunci utama.

  • Meta description kosong atau gak menarik.

Solusinya:

Bikin judul yang menarik, relevan, dan mengandung angka/power words.

Contoh:

  • Buruk: Cara Menulis Artikel SEO

  • Bagus: 7 Cara Menulis Artikel SEO yang Cepat Naik ke Page One

Meta description harus menjawab “kenapa orang harus klik artikelnya kamu.”
Contoh:

Pelajari cara menulis artikel SEO yang gampang dipahami, bisa langsung diterapkan, dan bikin trafik websitemu naik stabil.


5. Gak Pakai Heading yang Benar (H1, H2, H3)

Google itu suka struktur yang jelas. Tapi banyak website yang salah pakai heading:

  • Semua pakai H1 (padahal cuma boleh 1 per halaman)

  • Gak pakai H2 atau H3 sama sekali

  • Heading gak nyambung dengan isi

Solusinya:

  • Gunakan 1 H1 untuk judul utama.

  • Gunakan H2 untuk sub-topik besar.

  • Gunakan H3 untuk penjelasan detail dari sub-topik.

Struktur yang rapi bikin Google mudah memahami hierarki informasi.
Dan pembaca juga jadi betah karena artikelnya enak di-scan.


6. Gak Perhatiin Internal Linking

Internal link itu kayak “jembatan” antar artikel di website kamu.
Tanpa itu, Google susah menelusuri struktur situsmu dan pengunjung juga gak betah lama.

Kesalahan yang Sering Dilakukan:

  • Artikel berdiri sendiri tanpa link ke konten lain.

  • Link terlalu banyak sampai mengganggu baca.

  • Link ke halaman gak relevan.

Solusinya:

  1. Tambahkan 2–4 internal link di setiap artikel.

  2. Gunakan anchor text alami, misalnya:

    Baca juga panduan lengkap tentang [cara riset keyword gratis].

  3. Pastikan halaman yang di-link masih aktif dan gak 404.

  4. Gunakan plugin seperti Link Whisper atau Rank Math Suggestions buat bantu otomatisasi.

Internal linking juga bantu “bagi otoritas” dari artikel kuat ke artikel baru.


7. Gak Bangun Backlink Berkualitas

Backlink masih jadi faktor penting buat ranking. Tapi banyak yang salah kaprah:

  • Ngejar jumlah, bukan kualitas.

  • Beli backlink spam.

  • Naro link di situs gak relevan.

Solusinya:

Fokus ke backlink organik dan relevan.

  • Guest post di website lain yang niche-nya sama.

  • Kolaborasi konten dengan influencer atau brand lain.

  • Buat artikel yang pantas dijadikan referensi (misalnya “riset”, “data”, atau “panduan lengkap”).

Ingat: 10 backlink dari situs terpercaya jauh lebih berharga daripada 1000 backlink spammy.


8. Loading Website Lambat

Google udah terang-terangan bilang: kecepatan halaman memengaruhi ranking.
Tapi banyak pemilik website yang gak peduli — padahal pengunjung bakal kabur kalau loading lebih dari 3 detik.

Penyebab Umum Website Lemot:

  • Gambar terlalu besar.

  • Terlalu banyak plugin.

  • Server hosting lambat.

  • Tema berat dan gak dioptimasi.

Solusinya:

  • Kompres gambar pakai TinyPNG atau WebP.

  • Hapus plugin gak penting.

  • Gunakan caching plugin (WP Rocket, LiteSpeed Cache, W3 Total Cache).

  • Pilih hosting cepat (bukan yang Rp10.000/bulan tapi down tiap minggu).

  • Cek performa di PageSpeed Insights dan GTMetrix.


9. Gak Mobile-Friendly

Lebih dari 70% pengguna internet sekarang pakai smartphone.
Kalau websitemu gak tampil bagus di HP, siap-siap ditinggalin.

Tanda Website Gak Mobile Friendly:

  • Teks terlalu kecil.

  • Gambar melebar ke luar layar.

  • Tombol susah diklik.

  • Navigasi berantakan.

Solusinya:

  • Gunakan tema responsif (kayak Astra, GeneratePress, atau Kadence).

  • Tes di Google Mobile-Friendly Test.

  • Pastikan semua elemen tetap proporsional di layar kecil.

Google juga menerapkan mobile-first indexing, jadi versi HP-lah yang mereka nilai utama.


10. Duplikat Konten (Duplicate Content)

Salah satu dosa besar di SEO adalah duplikat konten — baik dari orang lain atau dari situsmu sendiri.

Google benci kebingungan. Kalau ada dua halaman dengan isi mirip, dia bingung mau ranking yang mana.

Kesalahan Umum:

  • Copy-paste artikel dari blog lain.

  • Punya banyak halaman dengan isi sama (misal halaman kategori dan tag).

  • Variasi URL yang menampilkan konten identik.

Solusinya:

  1. Gunakan canonical tag buat menandai halaman utama.

  2. Hapus atau redirect halaman duplikat.

  3. Selalu tulis konten orisinal.

  4. Cek duplikat dengan Copyscape atau Siteliner.


11. Gak Gunakan Gambar dengan Alt Text

Banyak yang upload gambar tapi lupa kasih alt text.
Padahal, alt text membantu Google “baca” isi gambar kamu.

Kesalahan:

  • Nama file masih default (IMG1234.jpg).

  • Alt text kosong.

  • Gambar terlalu besar dan gak dikompres.

Solusinya:

  • Gunakan nama file relevan, misalnya: cara-optimasi-seo.jpg.

  • Isi alt text pakai deskripsi singkat + keyword ringan, contoh:

    “contoh cara optimasi SEO on-page untuk website bisnis lokal.”

  • Kompres sebelum upload (ukuran ideal <200KB).

Optimasi gambar bukan cuma bikin SEO naik, tapi juga bikin loading lebih cepat.


12. Mengabaikan User Experience (UX)

Google sekarang makin pintar. Mereka gak cuma lihat teks, tapi juga bagaimana pengguna berinteraksi dengan website.

Kalau orang cepat keluar (bounce rate tinggi), Google anggap konten kamu gak relevan.

Tanda UX Buruk:

  • Font kecil atau susah dibaca.

  • Banyak pop-up dan iklan.

  • Navigasi rumit.

  • Warna dan layout berantakan.

Solusinya:

  • Gunakan desain clean dan simpel.

  • Pastikan menu mudah ditemukan.

  • Gunakan paragraf pendek (maks 3 baris).

  • Hindari font yang aneh atau terlalu kecil.

UX yang bagus = pengunjung betah = sinyal positif ke Google.


13. Gak Pakai Data Analitik

Banyak orang asal posting tanpa pernah cek performa.
Padahal, SEO itu butuh pengukuran supaya kamu tahu mana yang berhasil.

Kesalahan:

  • Gak pasang Google Analytics.

  • Gak cek Search Console.

  • Gak tahu artikel mana paling banyak trafiknya.

Solusinya:

  1. Pasang Google Analytics dan Search Console.

  2. Pantau:

    • Halaman paling sering dikunjungi.

    • Keyword mana yang ngasih trafik.

    • CTR dari hasil pencarian.

  3. Gunakan data itu buat memperbaiki strategi konten.

SEO tanpa data = tebak-tebakan.


14. Terlalu Cepat Menyerah

SEO bukan keajaiban instan. Banyak pemula udah nyerah dalam 1 bulan karena belum ada hasil.

Padahal, Google butuh waktu buat mengenali dan menilai situsmu.
Biasanya butuh 3–6 bulan sampai hasilnya terasa.

Solusinya:

  • Fokus ke kualitas konten dan konsistensi.

  • Perbaiki kesalahan teknis pelan-pelan.

  • Pantau progres mingguan, bukan harian.

  • Ingat: SEO itu investasi jangka panjang.


15. Terlalu Bergantung pada Plugin SEO

Plugin kayak Yoast atau Rank Math itu bagus, tapi bukan jaminan ranking.
Banyak orang pikir “asal lampu hijau di Yoast, berarti SEO-nya udah beres.” Salah besar.

Kesalahan:

  • Terlalu ikutin saran plugin tanpa mikir konteks.

  • Gak ngerti maksud dari rekomendasi yang muncul.

  • Anggap plugin bisa ngurus semua hal teknis otomatis.

Solusinya:

Gunakan plugin hanya sebagai panduan teknis, bukan guru utama.
Kamu tetap harus paham dasar-dasar SEO:

  • Struktur heading

  • Intent keyword

  • Internal linking

  • UX dan kecepatan


16. Gak Gunakan Schema Markup

Schema markup itu semacam “bahasa khusus” yang bantu Google memahami isi halamanmu.
Misalnya artikel, produk, review, FAQ, dan event.

Kesalahan Umum:

  • Gak pasang schema sama sekali.

  • Pasang schema asal copy tanpa validasi.

  • Gak update schema sesuai jenis konten.

Solusinya:

Gunakan plugin schema (kayak Rank Math atau Schema Pro) atau generator gratis dari Google.
Lalu tes hasilnya di Rich Result Test Tool biar gak error.

Schema bisa bantu kamu dapet tampilan menarik di hasil pencarian (misal FAQ atau rating bintang).


17. Mengabaikan Search Intent

Search intent = niat di balik pencarian pengguna.
Kalau kamu salah paham, kontenmu gak bakal nyambung dengan kebutuhan mereka.

Contoh:

Orang cari “cara bikin blog gratis”
Tapi kamu malah nulis “cara optimasi SEO untuk blog” — salah arah.

Tipe Search Intent:

  1. Informational: orang mau belajar sesuatu.

  2. Navigational: orang nyari situs tertentu.

  3. Transactional: orang mau beli sesuatu.

  4. Commercial Investigation: orang mau bandingin produk.

Solusinya:

Sebelum nulis, tanya dulu:

“Orang yang cari keyword ini, sebenernya mau ngapain?”

Kalau udah tahu niatnya, kamu bisa bikin konten yang pas sasaran.


18. Gak Punya Struktur URL yang Bersih

URL yang panjang dan acak bikin Google bingung.
Misalnya:

domain.com/p=123?ref=abc

vs

domain.com/cara-meningkatkan-trafik-website

Tentu yang kedua lebih SEO-friendly.

Solusinya:

  • Gunakan URL pendek (3–5 kata).

  • Hindari angka atau simbol aneh.

  • Pakai tanda hubung (-), bukan underscore (_).

  • Jangan ubah URL terlalu sering (bisa rusak backlink).


19. Gak Update Konten Lama

SEO bukan cuma bikin artikel baru terus.
Kadang artikel lama bisa hidup lagi kalau kamu rawat.

Solusinya:

  • Cek artikel yang udah turun ranking.

  • Tambahkan data baru, gambar, dan internal link.

  • Update tahun di judul atau isi kalau relevan.

  • Hapus bagian basi (misal tools yang udah gak ada).

Google suka konten yang up-to-date dan relevan.


20. Mengabaikan E-E-A-T (Experience, Expertise, Authority, Trustworthiness)

Google makin ketat soal kualitas penulis dan situs.
Kalau kamu bahas topik sensitif (kesehatan, keuangan, hukum), mereka pengen tahu kamu siapa dan seberapa kredibel.

Solusinya:

  • Tambahkan profil penulis lengkap.

  • Tulis bio dengan keahlian atau pengalaman relevan.

  • Gunakan sumber data kredibel.

  • Bangun backlink dari situs otoritatif.

Google ingin kasih hasil terbaik dari orang yang benar-benar ahli di bidangnya.


Kesimpulan: SEO Itu Bukan Tentang Trik, Tapi Tentang Kesabaran dan Konsistensi

Kalau kamu masih gagal ranking, bukan berarti kamu gak berbakat.
Mungkin kamu cuma terjebak di kesalahan yang sebenarnya bisa diperbaiki.

Mulailah dari dasar:

  1. Pahami niat pencarian.

  2. Tulis konten manusiawi, bukan robotik.

  3. Optimasi teknis tanpa berlebihan.

  4. Pantau data dan terus belajar.

SEO bukan sulap, tapi juga bukan misteri.
Kalau kamu sabar, tekun, dan ngerti logikanya, pelan-pelan websitemu bakal naik sendiri tanpa harus beli iklan mahal.

Jangan lupa juga buat follow akun Instagram dan TikTok Laris Digi, karena di sana kami sering bagikan insight singkat seputar iklan dan marketing. Kalau kamu masih bingung atau mau konsultasi lebih personal, bisa banget chat langsung via WhatsApp. Tim kami siap bantu jawab pertanyaan dan kasih arahan supaya iklanmu makin efektif.

Bagikan:

Tags

seo

Related Post

Leave a Comment